Posted by : chaerulseptiyani
Senin, 10 Oktober 2016
Jambu Biji
Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu
biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari
Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang
berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa
asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin c.
Kegunaan
Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk
batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat
untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue. Daun jambu biji
sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah dan mengurangi diare. 3 helai daun
jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu disaring dan
diminumkan pada orang yang terkena diare.
Manfaat konsumsi
Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga
sangat cocok sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji
yang merah mengidikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata
dan antioksidan. Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari
karena buahnya yang segar dan mendinginkan badan.
Salah satu kandungan Nutrisi yang terdapat pada jambu yang
bermanfaat untuk tubuh adalah asam askorbat atau vitamin C.Di dalam jambu biji terdpat
126 miligram vitamin C lebih dari 90 miligram asam askorbat diperlukan untuk
orang orang setipa harinya atau untuk perempuan sekitar 75 miligram.menurut Linus pauling institute ,vitamin
C membantu bagian menjaga bagian setiap jaringan tubuh anda ,vitamin C sendiri
berperan menumbuhkan kolagen protein yang mendukung sel dan jaringan tubuh anda tetap utuh dan Tanpa
vitamin C tubuh anda bisa mengalami pecah pembuluh darah dan robeknya kulit dan gigi.
Hama
Organisme
pengganggu tanaman (OPT) yang ditemukan pada pertanaman jambu biji adalah
tungau (Acarina: Tetranychidae dan Mycobatidae), Valanga spp., Helopeltis sp.,
kepik penghisap pucuk (Hemiptera: Coreidae dan Tessaratomidae), Lawana candida,
kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae)[2], Aphis gossypii, Icerya seychellarum,
Coccus viridis, kututempurung hitam, Aspidiotus destructor, kutu perisai
spesies 1, kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae), kumbang moncong (Coleoptera:
Curculionidae), kumbang penggerek buah (Coleoptera: Nitidulidae), Bactrocera carambolae,
ulat pucuk (Lepidoptera), ulat penggulung daun (Lepidoptera), Trabala spp.,
ulat api (Lepidoptera: Limacodidae), ulat penggerek batang (Lepidoptera:
Metarbelidae), ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae), ulat penggerek buah
(Lepidoptera: Pyralidae), dan Attacus atlas. OPT yang berpotensi sebagai hama
penting yang menyebabkan kerugian secara langsung adalah lalat buah, ulat
pucuk, kumbang penggerek buah, kutu putih [3], dan ulat penggerek buah. Namun
OPT lainnya seperti Helopeltis sp., hama menusuk menghisap lain, dan hama
menggigit-mengunyah juga berpotensi sebagai penyebab kehilangan hasil karena
berpotensi dapat menyebarkan inokulum patogen di pertanaman.